nusakini.com - Jakarta - Tim Tech Makassar (Techmak) berhasil meraih Juara Pertama ajang Agriventor 2017-2018 yang digelar sejak bulan september 2017. Tim Techmak menyisihkan lebih dari 340 tim dari berbagai tim di Indonesia yang mengikuti kompetisi Penemu muda tingkat Nasional ini. Juara kedua diraih oleh Tim SiRamot Sistem Irigasi Otomatis Yang Presisi dan juara tiga AGRITECH - Otomatisasi Penyiraman Air dan Penyiraman Pupuk,  

Teknologi Panen Embun karya Tim Techmak yang terdiri 3 anak muda Makassar M. Gaffar, Ibrahim dan Awaluddin ini mampu memanen embun, melakukan pengumpulan air yang tersedia dalam udara. Sebab udara selalu mengandung uap air. Uap air itu bisa dikumpulkan. Pengumpulan uap air itu dilakukan dengan perangkap berupa Kipas berukuran besar yang menyedot udara. 

Penemuan yang bekerja pada prinsip-prinsip kondensasi ini mengubah sejumlah besar air menggunakan udara dengan kelembaban rendah. Perangkat persegi empat bisa mengekstrak rata-rata 6.500 liter air dalam semalam.

Atas prestasinya, Tim Techmak berkesempatan study tour ke pusat teknologi dan inovasi pertanian di Sapporo, Hokkaido National Institute of Advanced Industrial Science and Technology Hokkaido (AIST) di Jepang oleh Gempita.

Tim Techmak juga memperoleh pelatihan dari Badan Litbang Kementan, untuk memperkaya teknologi temuannya agar makin sempurna lagi. 

Koordinator Nasional Gempita Deni Rusdiana menegaskan penemuan Tim tecmak ini layak diganjar sebagai Juara, sebab penemuan ini bila diproduksi massal akan bermanfaat sebagai sumber baku air bersih dibeberapa daerah yang langganan kekeringan dan menjadi solusi sumber ketersediaan air bagi lahan pertanian saat musim kemarau panjang", ulas Deni dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (17/4/2018).

Deni mengingatkan, ajang Agriventor yang digelar Gempita sebagai bagian program regenerasi petani dan percepatan mekanisasi untuk swasembada pangan ini untuk mendapat teknologi sebagai solusi kreatif untuk swasembada pangan. Kementan mematok target lumbung pangan dunia tahun 2045. 

“Kita menyelenggarakan challenge ini mulai tahun lalu dan sejak saat itu kita mendapatkan proposal dari seluruh Indonesia sekitar 340-an,“ ungkap Deni.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Afnan Malay mengatakan inovasi yang dihasilkan Tim Techmak ini sesuai program Kementerian Pertanian yang concern pada pemanfaatan dan pengelolaan air secara berkelanjutan. Penemuan ini akan sangat membantu kemudahan sumber air yang peningkatan Indeks pertanaman untuk komoditi padi jagung kedelai. 

Afnan Malay menyebut penemuan tim techmak sesuai dengan tema Agriventor 2017 “Be A Hero for Better Indonesia” .

“Kementerian Pertanian ingin mendorong Inovasi generasi muda yang memiliki dampak terhadap ketersediaan air, peningkatan indeks pertanaman sebagai jalan mewujudkan swasembada pangan ” ujar Afnan. 

Afnan menambahkan, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan mampu mengoptimalkan 4 juta hektare (ha) lahan tadah hujan Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pertanian telah menargetkan program pengelolaan air untuk lahan pertanian.

 “Dengan penemuan tersebut kita mampu optimalkan sumber alternative air yang ada di Indonesia, selain optimalisasi danau,embung, dan sungai. Ini akan dongrak produksi pertanian,” ungkap Afnan.

Afnan menjelaskan pemanfaatan sumber air ini diharapkan akan meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian meski terjadi musim kering berkepanjangan.

“Dalam menjalankan program ada air ada kehidupan. Sehingga tidak ada hujan kita tetap optimalkan luas lahan yang ada 4 juta ha,” ujarnya.

Afnan juga mengungkapkan, Penemuan ini berbeda dengan umumnya pompa air karena sumber airnya dari udara. Penemuan ini utamanya akan bermanfaat di daerah kering tadah hujan yang bisa ditanami tanaman berbagai macam holtikultura. Menurutnya, saat ini tingkat produktivitas tanaman holtikultura di daerah masih rendah karena ketersediaan air.

Senada hal tersebut Kepala Badan BPSDMP, Momon Rusmono menuturkan Agriventor merupakan media strategis sebagai tempat anak muda untuk berkreasi, berinovasi dan berkompetisi di bidang pertanian melalui pendekatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

"Melalui Agriventor diharapkan dapat meningkatkan minat anak muda untuk belajar, berusaha dan bekerja di sektor pertanian", tutur Momon.

Momon menjelaskan, Agriventor dapat menghasilkan petani "Zaman Now". Berusaha dan bekerja di sektor pertanian dengan basis TIK dan IPTEK, serta berorientasi business yang menguntungkan.

"Kompetisi Agriventor ini juga sebagai salah satu strategi dan media regenerasi petani" ungkapnya.

Kepala BPSDMP juga mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada semua peserta agriventor, khususnya kepada pemenang Agriventor.  

"Semoga kedepan makin banyak lagi anak muda yang berpartisipasi di agriventor", sehingga banyak dihasilkan petani muda Zaman Now dalam mendukung terwujudnya kedalautan pangan. pungkas Momon. (p/ma)